Work Life Balance:Tips Mahasiswa di Era Hustle Culture

Work Life Balance

“Kerja keras sekarang, santai nanti.”

Kalimat ini sering jadi motivasi, apalagi di tengah hustle culture yang menuntut kita untuk selalu sibuk, produktif, dan berprestasi setiap saat. Namun, realitanya, terlalu fokus pada produktivitas tanpa istirahat justru memicu stres dan burnout, terutama bagi mahasiswa yang sedang sibuk tugas kuliah, organisasi, side hustle, hingga mempersiapkan karier.

Apa Itu Work Life Balance?

Study Life Balance

Work life balance adalah kondisi ketika seseorang mampu membagi waktu, energi, dan fokus antara pekerjaan atau studi dengan kehidupan pribadi. Bagi mahasiswa, work bisa diartikan sebagai kuliah, organisasi, magang, atau part time, sedangkan life adalah waktu untuk keluarga, teman, hobi, istirahat, dan self healing.

Sayangnya, masih banyak mahasiswa yang merasa bersalah saat memilih untuk istirahat. Padahal, work life balance justru meningkatkan produktivitas dan kesehatan mental. Sebuah studi dari Harvard Business Review menyebutkan, orang yang memiliki work life balance baik cenderung lebih fokus, kreatif, dan memiliki performa akademik atau kerja yang optimal.

Mengapa Work Life Balance Penting di Usia Muda?

1. Mencegah burnout dan gangguan kesehatan mental.

Burnout

2. Mencegah burnout dan gangguan kesehatan mental.

Terlalu sibuk tanpa jeda dapat menyebabkan kelelahan fisik dan psikis, menurunkan motivasi, serta memicu anxiety.

3. Meningkatkan kualitas hubungan sosial.

Work life balance membuatmu memiliki waktu berkualitas bersama teman, keluarga, atau komunitas yang mendukung kesehatan mental.

4. Mendorong produktivitas optimal.

Istirahat bukan berarti malas. Dengan kondisi fisik dan mental segar, kamu akan lebih fokus saat mengerjakan tugas atau kerjaan.

5. Membangun kebiasaan hidup sehat untuk masa depan.

Jika sejak kuliah sudah terbiasa menyeimbangkan waktu, saat masuk dunia kerja nanti kamu tidak akan kaget menghadapi tekanan.

Tips Menjaga Work Life Balance untuk Mahasiswa

1. Buat jadwal yang realistis.

Jangan isi harimu penuh tanpa jeda. Sisihkan minimal 1-2 jam untuk me time, berolahraga, atau sekadar tidur siang.

2. Terapkan teknik time blocking.

Pisahkan jam belajar, organisasi, kerja part time, dan istirahat dengan tegas. Saat istirahat, jauhkan gadget dan tugas.

3. Pelajari cara mengatakan “tidak”.

Tidak semua ajakan atau tanggung jawab harus diambil. Fokus pada prioritas dan kapasitas dirimu.

4. Gunakan waktu luang untuk hal produktif yang menyenangkan.

Olahraga ringan, journaling, memasak, atau sekadar menonton film favorit bisa menyegarkan pikiran.

5. Jaga pola tidur dan makan.

Kurang tidur hanya akan membuatmu kurang fokus. Tidur cukup 6-8 jam dan makan teratur agar energi tetap stabil.

Productive Student

Work life balance bukan sekadar tren, tapi kebutuhan penting untuk menjaga kesehatan mental dan produktivitas, terutama di era hustle culture yang sering membuat kita lupa istirahat. Ingat, hidupmu bukan hanya tentang kerja dan belajar, tapi juga tentang menikmati prosesnya.

Sebagai kampus yang peduli pada kesehatan mental dan perkembangan karier mahasiswanya, Telkom University Jakarta senantiasa menciptakan lingkungan akademik yang mendukung terciptanya work life balance. Dengan fasilitas lengkap, jadwal perkuliahan yang terstruktur, dan budaya kampus yang inklusif, Tel-U Jakarta membantu mahasiswa untuk berkembang secara akademik dan pribadi dengan seimbang.

Jadi, yuk mulai sekarang, belajar dengan tekun, kerja dengan giat, dan istirahat dengan cukup. Karena kesehatan mental dan fisikmu adalah investasi terbaik untuk masa depanmu.

Penulis : Siti Zakiyah | Editor : Husna Rahmi

 

 

Baca Juga : Kopi & Produktivitas: Fakta Ilmiah di Balik Ngopi dan Nugas
Baca Juga : Money Talk: Cara Cerdas Ngatur Uang di Usia 20-an

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *