Sejarah dan Fakta-fakta Menarik di Hari Buku Sedunia 2025

Hari Buku Sedunia

Hari Buku Sedunia atau World Book and Copyright Day jatuh pada tanggal 23 April dan dirayakan setiap tahunnya.  Peringatan ini pertama kali dilakukan oleh UNESCO pada tahun 1995, sebagai bentuk penghormatan terhadap buku, hak cipta, serta upaya meningkatkan budaya literasi di seluruh dunia. Dipilihnya tanggal 23 April ini karena bertepatan dengan hari meninggalnya beberapa sastrawan besar dunia seperti William Shakespeare dan Miguel de Cervantes.

Sebelum ditetapkan secara resmi oleh UNESCO, tradisi menghormati buku sudah lebih dulu hadir di Catalunya, Spanyol, sejak tahun 1923. Masyarakat setempat merayakan hari Santo George (Saint Jordi) dengan tradisi memberikan mawar merah kepada orang tercinta. Seiring waktu, tradisi ini disandingkan dengan pemberian buku sebagai simbol kasih sayang dan apresiasi terhadap literasi – sebuah kombinasi manis antara cinta dan ilmu pengetahuan.

Saint Jordi

Fakta-fakta Menarik Hari Buku Sedunia

1. Tanggal Bersejarah

Pemilihan tanggal 23 April bukan tanpa alasan, melainkan karena ini adalah hari meninggalnya tokoh sastra ternama dunia, yang menjadikannya momen simbolis untuk merayakan dunia literasi.

2. Dirayakan di Lebih dari 100 Negara

Hari Buku Sedunia menjadi ajang internasional yang dirayakan dengan berbagai kegiatan seperti pameran buku, bedah buku, kampanya membaca, hingga diskusi literasi di sekolah ataupun komunitas.

3. Buku Termahal di Dunia

Codex Leicester

Salah satu buku paling mahal yang pernah dijual adalah Codex Leicester karya dari Leonardo da Vinci, yang dibeli oleh Bill Gates dengan harga lebih dari 30 juta dolar AS.

4. Pohon dan Buku

Tahukah kamu? Untuk mencetak sekitar 50 buku cetak, dibutuhkan satu pohon. Fakta ini jadi pengingat pentingnya menjaga keseimbangan antara kecintaan terhadap buku dan kepedulian terhadap lingkungan – misalnya dengan memilih buku digital atau daur ulang kertas.

5. Literasi Masih Tantangan Global

Meski zaman sudah canggih, masih ada jutaan orang di dunia yang belum bisa membaca. Fakta ini menunjukkan pentingnya peringatan Hari Buku Sedunia untuk terus mendorong akses pendidikan dan budaya membaca, terutama di daerah-daerah tertinggal.

Di tengah gempuran media sosial dan hiburan digital, budaya membaca sering kali kalah pamor. Padahal, membaca bukan cuma soal menambah pengetahuan – tapi juga membangun empati, memperluas empati, memperluas sudut pandang, bahkan bisa jadi bentuk healing dari rutinitas yang padat.

Nah, sebagai TelUtizen Jakarta kalian juga bisa turut andil dalam memperingati Hari Buku Sedunia ini dengan cara berkunjung ke Open Library yang tersedia di semua Kampus Tel-U Jakarta. Kalian bisa membaca buku, berdiskusi tentang literasi, ataupun meminjam buku yang ingin kalian baca untuk di rumah. Yuk berkunjung ke Open Library Tel-U Jakarta!

Open Library TUJ

Selamat Hari Buku Sedunia TelUtizen Jakarta!📖

 

Penulis : Siti Zakiyah | Editor : Husna Rahmi

 

Baca Juga : Hari Bumi “Our Power, Our Planet” – Yuk Bertindak untuk Bumi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *