Dalam Era digital yang terus berkembang, kemampuan literasi teknologi menjadi kebutuhan mendasar, terutama bagi generasi muda. Menjawab tantangan ini, Tim Abdimas Telkom University Jakarta menggagas sebuah program pelatihan berbasis game, khususnya melalui platform Minecraft Education Edition, untuk siswa SMA Negeri 94 Jakarta. Program ini bukan sekedar bermain, melainkan mengasah kreativitas, logika, dan kolaborasi melalui pendekatan game-based learning yang interaktif dan menyenangkan.
Pengabdian Masyarakat ini dilakukan sebagai bentuk respon terhadap kesenjangan pelatihan digital di Jakarta Barat. Menurut data BPS (2023), hanya 35% siswa SMA di wiliyah tersebut yang mendapatkan akses pelatihan desain digital secara terstruktur. Bahkan, di SMA Negeri 94 Jakarta, 68% siswa belum pernah mencoba perangkat lunak desain game seperti Unity atau Blender (Kemdikbud, 2024). Di sisi lain, 89% pekerjaan masa depan menurut OECD (2023) akan membutuhkan keterampilan digital dasar. Ini artinya, jika dibiarkan, ketimpangan keterampilan bisa memperlebar kesenjangan ekonomi di masa depan.

Dipilihnya Minecraft bukan tanpa alasan, berdasarkan survei Statista (2024), sebanyak 87% remaja Indonesia usia 13-18 tahun aktif bermain Minecraft. Platform ini populer sekaligus terbukti efektif untuk pembelajaran. Studi UNESCO (2023) menunjukkan bahwa penggunaan Minecraft dalam pembelajaran meningkatkan kemampuan pemecahan masalah kompleks sebesar 22%. Oleh karena itu, Mincraft bisa menjadi “jembatan” anatara minat remaja dan kebutuhan kompetensi abad 21.
Dikutip dari kerangka Papert’s Constructionism (2023), “Anak-anak belajar paling baik ketika mereka secara aktif menciptakan suatu yang bermakna bagi mereka sendiri atau orang lain.” Prinsip ini diadaptasi dalam pelatihan, di mana siswa tidak hanya bermain, tetapi membangun dunia digital dan memecahkan masalah nyata, seperti menciptakan kota berkelanjutan dalam dunia simulasi.
Program pengabdian masyarakat ini mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) 4 tentang pendidikan berkualitas dan SDG 9 tentang inovasi dan infrastruktur. Pelatihan ini juga dirancang selaras dengan kurikulum nasional serta Digital Competence Framework 2.0 dari Uni Eropa, sehingga siswa bisa mendapatkan micro-credential yang bernilai bagi portofolio masa depan mereka.
Dengan fasilitas yang memadai, partisipasi aktif siswa, serta dukungan penuh dari Telkom University Jakarta dan pihak sekolah, program ini memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi kegiatan rutin seperti ekstrakulikuler atau kompetisi desain game tahunan.

Inisiatif ini membuktikan bahwa dunia pendidikan bisa berinovasi dengan cara yang menyenangkan dan relevan bagi generasi muda. melalui pendekatan yang familiar dan partisipatif, siswa tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga menjadi penciptanya. Dengan kata lain, masa depan digital Indonesia bisa dimulai dari sebuah blok kecil di dunia Minecraft.
Penulis : Siti Zakiyah | Editor : Husna Rahmi
Baca Juga : Dua Tim Tel-U Jakarta berhasil lolos Top 50 Innovillage 2024