Setiap tanggal 17 Mei, kita memperingati Hari Buku Nasional – momen penting untuk mengingat kembali betapa pentingnya budaya membaca di tengah derasnya arus informasi digital. Namun, kenyataannya, banyak generasi muda, termasuk mahasiswa, yang merasa membaca buku adalah aktivitas berat dan membosankan. Padahal, di era digital sekarang, literasi bisa dilakukan dengan cara yang lebih ringan, fleksibel, dan tentu saja, menyenangkan.
Literasi Bukan Cuma Tentang Buku Cetak
Dulu, membaca identik dengan buku tebal, kertas berdebu, dan suasana sunyi di perpustakaan. Sekarang, membaca bisa dilakukan lewat e-book, artikel digital, audiobook, atau bahkan thread informatif di media sosial. Intinya, selama kita menyerap informasi yang bermanfaat, itu juga bagian dari literasi.
Sebagai mahasiswa, literasi adalah kunci penting untuk memperluas perspektif, mempertajam nalar kritis, dan memperkuat kapasitas diri. Sayangnya, gaya hidup yang serba cepat membuat banyak dari kita kehilangan minat untuk membaca secara mendalam. Di sinilah tantangan sekaligus peluang muncul: bagaimana mengemas literasi agar tetap relevan di mata anak muda?
Cara Asyik Baca Buku di Era Digital
- Pilih Tema yang Kalian Suka
Jangan langsung lompat ke buku-buku “berat” kalau kalian baru mulai membiasakan diri membaca. Mulailah dari genre yang kalian sukai – baik itu novel misteri, biografi tokoh inspiratif, atau buku pengembangan diri.
- Manfaatkan Platform Digital
Gunakan aplikasi seperti Kindle, Google Books, atau Gramedia Digital untuk akses buku elektronik. Bahkan, beberapa platform seperti Spotify dan YouTube menyediakan audiobook yang bisa kalian dengarkan sambil bepergian.
- Gabung Komunitas Literasi Online
Ikut komunitas seperti Goodreads, Bookstagram, atau Discord server yang membahas buku bisa membuat kegiatan membaca lebih interaktif dan seru. Diskusi bareng teman bisa memotivasi kalian untuk menyelesaikan bacaan.
- Baca Sedikit Tapi Rutin
Tak perlu langsung menamatkan satu buku dalam semalam. Luangkan 10-15 menit setiap hari untuk membaca, entah saat menunggu kelas, naik transportasi umum, atau sebelum tidur.
- Eksplorasi Sumber Alternatif
Literasi juga bisa datang dari jurnal ilmiah, majalah digital, hingga podcast edukatif. Dengan pilihan yang semakin luas, kalian tinggal menyesuaikan dengan gaya belajarmu sendiri.
Menjadi generasi yang cakap literasi bukan berarti harus kutu buku. Literasi adalah soal bagaimana kita mengolah informasi, berpikir kritis, dan mengambil keputusan cerdas. Dengan gaya hidup digital saat ini, justru makin banyak cara kreatif untuk menjadikan membaca sebagai aktivitas yang seru dan personal.
Dalam memperingati Hari Buku tahun ini, yuk ubah mindset bahwa membaca itu melelahkan dan berat. Justru, di zaman yang serba digital ini, membaca bisa menjadi gaya hidup yang stylish, informatif, dan pastinya relevan dengan kebutuhan kita sebagai mahasiswa.
Telkom University Jakarta mendukung penuh gerakan literasi digital dan pengembangan wawasan mahasiswa melalui berbagai fasilitas seperti perpustakaan digital (Open Library) dan event edukatif yang menginspirasi. Di Tel-U Jakarta, kalian tidak hanya belajar teori, tetapi kalian juga akan diajak menjelajahi dunia melalui literasi yang bermakna.
Penulis : Siti Zakiyah | Editor : Husna Rahmi
Baca Juga : Sejarah dan Fakta-fakta Menarik di Hari Buku Sedunia 2025