Innovillage 2023: AIR CERIA by SOLVERENIGEN

Air bukan sekadar sumber kehidupan, tetapi juga merupakan inti dari pembangunan berkelanjutan. Kehadirannya kritikal bagi pembangunan sosial-ekonomi, produksi energi dan pangan, pemeliharaan ekosistem yang sehat, serta kelangsungan hidup manusia. Namun, realitas yang mengkhawatirkan menunjukkan bahwa 2,2 miliar orang tidak memiliki akses terhadap pelayanan air minum yang dikelola dengan aman, sedangkan hampir 2 miliar orang bergantung pada fasilitas kesehatan tanpa pelayanan air dasar. Lebih dari setengah populasi global, atau sekitar 4,2 miliar orang, juga tidak memiliki akses terhadap sanitasi yang dikelola dengan aman. Dalam lingkup internasional, Indonesia turut aktif berpartisipasi dalam Pertemuan Tingkat Tinggi Air Tanah PBB. Pada pertemuan ini menjadi platform penting untuk membahas topik-topik krusial terkait pengelolaan air tanah berkelanjutan, sejalan dengan upaya global mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs).

Program Innovillage 2023 merupakan kompetisi Social Project yang memasuki tahun ketiganya dengan tema “Empowering Young Sociopreneur for National Development”. Program ini dirancang sebagai wadah bagi mahasiswa untuk aktif terlibat dalam kegiatan sosial di tengah masyarakat, dengan tujuan mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi oleh komunitas lokal. Social project yang akan didanai melalui program ini diharapkan dapat memberikan manfaat jangka panjang yang berkelanjutan, baik bagi masyarakat maupun lingkungan sekitar. Salah satu aspek kunci dari Program Innovillage 2023 adalah menggalang ide atau gagasan inovatif dari peserta. Inovasi yang diusulkan diharapkan memiliki keterkaitan yang kuat dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), menunjukkan komitmen untuk berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan secara luas.

Social project kali ini dibuat di wilayah Desa Luhur Jaya Kampung Tales, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Desa ini seringkali mengalami kekeringan dan kesulitan air bersih “airnya ada, tapi untuk menemukan mata air yang jernih sangat sulit, sekalipun adanya air, kualitas airnya pun keruh dan tidak layak untuk dipakai” ungkap Ketua RW (Rukun Warga) setempat. Dengan adanya masalah diatas kelompok Solverenigen dari Telkom University Jakarta yang terdiri dari Angga Setiawan, Muhammad Agung Pratama, Lutfi Hasan Mubarok dan dosen pembimbing mereka Nanang Cahyadi, M.T mengusulkan social project AIR CERIA yakni “Sistem Otomatis Pengaliran Air dan Penampungan Air Bersih Berbasis Teknologi Solusi Sebagai Kekurangan Air”.

Sebuah usulan inovatif untuk pengelolaan air bersih menggunakan sistem pengaliran otomatisasi. Proses dimulai dengan penggunaan pompa air yang ditenagai oleh sumber listrik tenaga surya, memungkinkan operasi yang ramah lingkungan. Air sungai disedot dan dialirkan melalui pipa-pipa menuju tempat penampungan dan filterisasi. Selama proses filterisasi, dilakukan pengecekan kualitas air untuk memastikan air yang dihasilkan memenuhi standar kebersihan untuk digunakan oleh masyarakat. Tempat penampungan berupa tanki penyimpanan dilengkapi dengan sensor pH meter untuk memonitor tingkat keasaman air dan sensor ultrasonik untuk mengukur volume air dalam tanki. Output dari kedua sensor ini ditampilkan pada monitor yang terletak di tangki penyimpanan air. Ini memberikan informasi real-time mengenai kualitas dan kuantitas air yang dapat dipantau dan dievaluasi oleh operator atau pengelola dari jarak jauh menggunakan platform IoT dan Telegram. Dengan demikian, solusi ini tidak hanya mengatasi isu pengelolaan air bersih tetapi juga memperhatikan aspek keberlanjutan dan efisiensi energi yang dapat membantu kesulitan air warga Desa Luhur Jaya.

Penulis : Solverenigen, EZakiyah | Editor : Husna Rahmi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *