Tanggal 31 Mei diperingati secara global sebagai Hari Anti Tembakau Sedunia atau World No Tobacco Day. Di tahun 2025 ini, peringatan tersebut menjadi momentum penting, khususnya bagi generasi muda, untuk mengevaluasi gaya hidup dan mengubah pola pikir tentang apa itu “keren”. Sayangnya, masih banyak anak muda yang melihat rokok sebagai simbol kedewasaan, pelarian stres, atau bahkan bagian dari pergaulan. Padahal, fakta medis sudah menunjukkan betapa bahayanya konsumsi tembakau—bahkan untuk perokok pasif. Data dari WHO mencatat lebih dari 8 juta kematian per tahun akibat rokok, dan mayoritas perokok aktif memulai kebiasaannya di usia remaja atau awal kuliah.
Di tengah era digital ini, godaan untuk mencoba rokok atau vape datang dalam bentuk yang lebih halus—entah lewat konten TikTok, film, atau bahkan teman sebaya. Vape sering kali dipromosikan sebagai “alternatif yang lebih aman”, meskipun sebenarnya tetap mengandung zat adiktif dan berdampak pada kesehatan paru-paru dan jantung. Ironisnya, teknologi yang seharusnya membantu justru kadang jadi medium normalisasi rokok. Namun kabar baiknya, kesadaran baru juga bermunculan. Banyak konten kreator, kampanye digital, dan komunitas mahasiswa mulai mengampanyekan hidup sehat dan bebas rokok. Hashtag seperti #NoSmokeChallenge atau #StopVapeSaveLife menjadi trend di media sosial, sekaligus ruang aman untuk berbagi cerita dan dukungan satu sama lain.
Berhenti merokok bukan hal mudah, tapi juga bukan hal mustahil. Dengan kesadaran diri, dukungan lingkungan, dan strategi yang tepat, anak muda bisa mulai mengalihkan kebiasaan buruk ke kegiatan yang lebih positif. Misalnya, bergabung dalam komunitas, berolahraga, mengikuti pelatihan skill baru, atau cukup dengan memperkuat relasi sosial yang sehat. Refleksi pribadi juga penting—kenapa merokok? Apa yang ingin dicari dari sebatang rokok? Semakin dalam kita mengenal motivasi pribadi, semakin besar pula peluang untuk berhenti.
Peringatan Hari Anti Tembakau Sedunia 2025 bukan hanya soal mengingatkan bahaya rokok, tapi mengajak generasi muda jadi agen perubahan. Dalam dunia yang makin sadar akan pentingnya kesehatan, hidup bebas rokok bukan hanya sehat, tapi juga cerdas dan keren. Inilah saatnya generasi muda mengambil langkah: berhenti merokok, jaga diri, dan jaga sekitar.
Sebagai institusi pendidikan tinggi yang mendukung gaya hidup sehat dan pengembangan karakter, Telkom University Jakarta berkomitmen menciptakan lingkungan kampus yang bersih dan produktif. Tidak hanya menyediakan ruang belajar, Tel-U Jakarta juga menjadi tempat bertumbuh, di mana mahasiswa diajak menjadi pribadi yang tangguh secara mental, sosial, dan spiritual. Jadi, daripada memilih rokok sebagai pelarian, lebih baik pilih kampus yang bisa mendukungmu sepenuhnya untuk hidup sehat dan berkarya.