Digital Detox: Otak Butuh Rehat dari Scroll Tanpa Henti

Digital Detox

Siapa yang setiap bangun tidur langsung buka Instagram, TikTok, atau Twitter? Atau tanpa sadar sudah scroll selama 3 jam sebelum tidur? Tenang, kamu gak sendiri. Generasi muda sekarang hidup di era di mana scrolling tanpa henti jadi rutinitas default. Tapi, pernah gak sih kamu merasa lelah, cemas, atau sulit fokus padahal hanya rebahan sambil main HP seharian? Itu tandanya otakmu butuh yang namanya digital detox.

Digital detox adalah istilah untuk mengurangi atau berhenti sementara dari penggunaan gadget dan media sosial. Tujuannya simpel: memberi waktu istirahat pada otak agar gak overload informasi. Karena faktanya, otak manusia tidak dirancang untuk menerima ratusan konten dalam satu jam—mulai dari berita sedih, gosip artis, video kucing lucu, hingga drama kampus. Semua itu bikin mental kita lelah tanpa kita sadari.

Tren digital detox kini makin ramai dibahas di TikTok dan Instagram. Banyak kreator berbagi pengalaman saat memutuskan rehat sehari tanpa media sosial, dan ternyata hasilnya bikin hidup terasa lebih slow but meaningful. Mereka merasa lebih fokus, tenang, dan punya waktu untuk hal-hal yang selama ini tertunda. Misalnya menata kamar, membaca buku, olahraga, atau sekadar deep talk dengan teman.

Holiday for Digital Detox

Selain menenangkan pikiran, digital detox juga punya manfaat besar untuk kesehatan fisik. Mengurangi screen time mengurangi risiko mata lelah, insomnia akibat blue light, hingga postur tubuh yang buruk karena terlalu lama menunduk. Kamu juga bisa lebih produktif, karena energi yang biasanya habis untuk scroll FYP bisa dialihkan untuk mengerjakan tugas atau mengasah skill baru.

Lalu, gimana cara memulainya? Kamu gak perlu langsung hilang dari dunia maya selama seminggu. Mulailah dengan langkah kecil seperti:

  1. Matikan notifikasi media sosial di jam belajar atau kerja.
  2. Tentukan waktu bebas gadget, misalnya sebelum tidur 30 menit tanpa HP.
  3. Hapus aplikasi yang bikin kamu overthinking atau menambah distraksi, minimal sementara.
  4. Alihkan waktu luangmu untuk kegiatan produktif, seperti menulis jurnal, melukis, atau menata file kuliahmu.
  5. Praktekkan mindful scrolling, batasi waktu di TikTok/Instagram dan follow akun yang memberi energi positif saja.

Ingat, digital detox bukan berarti anti teknologi. Justru, ini cara kita mengontrol teknologi, bukan dikontrol olehnya. Dunia digital memang keren, tapi dunia nyata jauh lebih penting. Sesekali, cobalah melepas HP-mu, duduk santai sambil ngopi, atau ngobrol langsung dengan temanmu tanpa terdistraksi notifikasi.

Refreshing Digital Detox

Sebagai kampus yang peduli pada pengembangan diri dan kesehatan mental mahasiswanya, Telkom University Jakarta mendukung langkah-langkah positif seperti digital detox. Karena di Tel-U Jakarta, mahasiswa didorong untuk bukan hanya cerdas akademis, tapi juga bijak dalam mengelola diri dan teknologi, agar siap menghadapi tantangan kehidupan digital yang semakin kompleks.

Jadi, yuk mulai hari ini. Rehat sejenak dari layar, dan rasakan bagaimana hidupmu bisa lebih fokus, tenang, dan produktif. Digital detox bukan berarti kehilangan koneksi, tapi justru mendekatkanmu pada dirimu sendiri.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *