Galau. Kata yang sering dianggap negatif oleh banyak orang, padahal galau adalah bagian alami dari kehidupan, apalagi bagi anak muda dan mahasiswa. Mulai dari overthinking skripsi, insecure saat scroll pencapaian orang lain di Instagram, patah hati, hingga kebingungan memilih jalan hidup. Namun, daripada galau hanya diisi dengan rebahan berlebihan sambil menangis mendengarkan lagu mellow, kenapa nggak mencoba untuk ngegalau produktif?
Ngegalau produktif bukan berarti menolak perasaan sedih atau bingungmu. Justru, ini tentang mengolah energi emosional itu menjadi sesuatu yang bermanfaat, baik untuk pengembangan diri maupun mengekspresikan perasaan secara sehat. Emosi, termasuk galau, adalah bahan bakar yang sangat kuat untuk menghasilkan karya kreatif.
Coba lihat para musisi yang menulis lagu patah hati, penulis novel yang mengekspresikan masa kelam hidupnya, atau mahasiswa desain yang menuangkan kegalauan menjadi poster penuh makna. Semua itu adalah contoh channeling emosi yang tepat. Emosi tidak hilang, tetapi diubah menjadi karya nyata yang memiliki nilai estetika dan manfaat.
Mengapa Galau Bisa Jadi Bahan Bakar Kreativitas?
Saat galau, otak kita memproses banyak emosi dalam satu waktu, dari sedih, marah, kecewa, hingga rindu. Proses ini menciptakan depth of feeling yang dalam psikologi disebut meningkatkan kemampuan reflektif dan empati. Saat kita mengekspresikannya ke dalam bentuk tulisan, musik, desain, coding project, atau karya lainnya, maka emosi tersebut menjadi lebih ringan sekaligus menghasilkan output kreatif.
Bagaimana Cara Ngegalau Produktif?
Pertama, terima dulu rasa galaumu. Jangan buru-buru menolak atau merasa lemah hanya karena sedang down. Duduklah dengan perasaanmu, pahami, lalu tuliskan di catatan harianmu. Kedua, tentukan media ekspresi yang paling nyaman. Jika kamu suka menulis, coba buat puisi atau cerpen. Jika kamu suka seni visual, tuangkan dalam ilustrasi atau desain poster. Bahkan jika kamu mahasiswa IT, kamu bisa membuat coding project kecil yang menyenangkan hatimu.

Ketiga, jangan takut karyamu jelek. Ingat, tujuannya adalah menyalurkan emosi, bukan langsung menghasilkan karya masterpiece. Namun, jika terus dilatih, bukan tak mungkin karya galau itu akan menjadi sesuatu yang bermakna bahkan menghasilkan cuan di masa depan. Keempat, bagikan karyamu di platform seperti Instagram, Medium, atau TikTok. Selain menjadi portofolio, kamu juga bisa mendapat apresiasi dan dukungan yang menumbuhkan semangatmu lagi.
Apa Manfaat Ngegalau Produktif Bagi Mahasiswa?
- Mengurangi stres dan overthinking
- Membantu memahami diri dan emosi secara lebih baik
- Menumbuhkan kepercayaan diri melalui karya
- Menjadi healing yang produktif dan menginspirasi orang lain
- Membuka peluang karier kreatif melalui karya-karyamu
Galau itu wajar, tapi jangan biarkan galau membuatmu berhenti berkembang. Jadikan rasa galau sebagai motivasi untuk menghasilkan karya kreatif yang bermanfaat bagi dirimu sendiri dan orang lain. Karena pada akhirnya, emosi hanyalah energi – dan kamu punya kendali untuk mengarahkannya ke sesuatu yang positif.
Sebagai kampus yang selalu mendukung kreativitas dan kesehatan mental mahasiswanya, Telkom University Jakarta memiliki banyak ruang bagi mahasiswa untuk menyalurkan ide dan emosi menjadi karya nyata, melalui komunitas kreatif, kegiatan seni, dan program inovasi digital. Yuk, channel galaumu menjadi karya terbaikmu bersama Tel-U Jakarta!
Penulis : Siti Zakiyah | Editor : Husna Rahmi
Baca Juga : Kopi & Produktivitas: Fakta Ilmiah di Balik Ngopi dan Nugas
Baca Juga : Money Talk: Cara Cerdas Ngatur Uang di Usia 20-an