Brain Drain: Antara Ambisi Global dan Tanggung Jawab Lokal

Brain Drain

Di tengah kemajuan teknologi dan keterbukaan dunia global, mahasiswa kini memiliki akses lebih luas untuk menempuh pendidikan atau karier di luar negeri. Peluang ini membuka banyak pintu untuk berkembang secara akademik maupun profesional. Namun di balik peluang tersebut, muncul sebuah fenomena yang menjadi perhatian serius di banyak negara berkembang termasuk Indonesia ’brain drain’.

Apa itu Brain Drain?

Brain Drain adalah istilah yang menggambarkan kondisi di mana sumber daya manusia berkualitas tinggi, seperti ilmuwan, akademisi, profesional, atau mahasiswa berprestasi, memilih untuk tinggal, bekerja, dan menetap di luar negeri. Mereka biasanya terdorong oleh kesempatan yang lebih baik, mulai dari gaji, fasilitas riset, jenjang karier, hingga kualitas hidup.

Brain Drain - Working Abroad

Di Indonesia, fenomena ini mulai tampak jelas dalam beberapa tahun terakhir. Banyak lulusan terbaik dari universitas dalam dan luar negeri yang memilih untuk tidak kembali karena merasa belum ada dukungan atau sistem yang mampu mengakomodasi potensi mereka. Akibatnya, negara kehilangan talenta-talenta unggul yang seharusnya bisa berkontribusi pada pembangunan nasional.

Korelasi Kehidupan Mahasiswa dengan Brain Drain

Diskusi Mahasiswa Tentang Brain Drain

Mahasiswa adalah kelompok yang sangat rentan sekaligus potensial dalam konteks brain drain. Mereka berada pada fase menentukan arah hidup seperti, apakah akan pulang dan membangun negeri, atau mencari kenyamanan dan kesempatan di luar. Lingkungan pendidikan, fasilitas kampus, dukungan riset, hingga iklim karier di dalam negeri sangat mempengaruhi keputusan ini.

Banyak mahasiswa yang merasa frustrasi dengan birokrasi kampus, minimnya peluang inovasi, atau keterbatasan lapangan kerja. Kondisi ini mendorong mereka untuk mencari ruang aktualisasi yang lebih menjanjikan di negara lain. Jika tidak ada langkah konkrit dari pemerintah dan institusi pendidikan untuk mengatasi hal ini, maka Indonesia mengalami kekurangan SDM unggul di masa depan.

Brain Gain – Membuat Tantangan Menjadi Peluang

Di balik risiko brain drain, terdapat peluang besar jika para mahasiswa dan profesional diaspora ini kembali ke tanah air dan membawa ilmu, pengalaman, serta jejaring global mereka. Inilah yang disebut brain gain. Fenomena ini bisa menjadi solusi jangka panjang jika dikelola dengan baik.

Paspor Indonesia

Strategi seperti program re-integrasi, kolaborasi riset lintas negara, atau pembangunan ekosistem startup bisa menjadi cara efektif untuk menarik kembali para talenta diaspora. Mahasiswa juga bisa mengambil peran penting dengan menjaga koneksi dengan tanah air meskipun mereka sedang berada di luar negeri.

Menjadi bagian dari dunia global tidak harus berarti meninggalkan akar lokal. Mahasiswa Indonesia bisa menggapai impian global, sambil tetap berkontribusi membangun bangsa. Di sinilah peran institusi pendidikan seperti Telkom University Jakarta menjadi penting. Dengan dukungan teknologi, kolaborasi internasional, dan semangat inovasi, Telkom University Jakarta mendorong mahasiswanya untuk menjadi talenta global yang tetap memiliki semangat nasional. Karena pada akhirnya, membangun Indonesia bisa dimulai dari mana saja, bahkan di Kampus Sendiri.

Mahasiswa Tel-U Jakarta

Penulis : Siti Zakiyah | Editor : Husna Rahmi

 

Baca Juga : Fenomena #KaburAjaDulu: Antara Mimpi Global & Realitas Lokal

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *