Setiap tahun, umat Kristiani di seluruh dunia memperingati Hari Kenaikan Yesus Kristus—momen penting dalam sejarah iman yang tak hanya sarat makna religius, tetapi juga menyimpan pesan mendalam tentang transformasi, harapan, dan keberanian untuk naik ke level berikutnya dalam hidup. Di tahun 2025 ini, peringatan Kenaikan Yesus yang jatuh pada Kamis, 29 Mei 2025, kembali menjadi pengingat spiritual sekaligus refleksi bagi kaum muda, termasuk mahasiswa, untuk menata ulang tujuan hidup mereka.
Kenaikan Yesus Kristus sendiri adalah peristiwa saat Yesus naik ke surga, 40 hari setelah kebangkitan-Nya pada Hari Paskah. Dalam Alkitab, peristiwa ini tercatat dalam Kisah Para Rasul 1:9-11, ketika para murid melihat Yesus terangkat ke langit dan dikelilingi oleh awan. Momen ini menandai bahwa misi Yesus di bumi telah selesai, dan selanjutnya, tugas mewartakan kabar baik dilimpahkan kepada para pengikut-Nya.
Bagi generasi muda yang hidup di tengah dunia yang serba cepat dan penuh tekanan, makna “kenaikan” ini bisa ditarik sebagai semangat untuk naik level—baik secara spiritual, akademik, maupun pribadi. Sama seperti Yesus yang menyelesaikan misinya dengan penuh komitmen dan kemudian naik ke posisi mulia, mahasiswa pun dapat menjadikan momen ini sebagai pemicu untuk menuntaskan tanggung jawabnya dengan semangat dan integritas.
Kenaikan Yesus bukan hanya soal meninggalkan dunia, tapi juga tentang memberikan harapan bahwa ada masa depan yang lebih tinggi. Ini bisa menjadi inspirasi bagi mahasiswa yang sedang menjalani proses pendidikan untuk percaya bahwa usaha dan perjuangan yang dijalani hari ini akan membuahkan hasil yang tinggi di kemudian hari. Apalagi dalam fase perkuliahan, tidak sedikit mahasiswa yang merasa lelah, stagnan, atau kehilangan arah. Momen ini bisa menjadi turning point untuk kembali menemukan makna dari perjalanan akademik dan pribadi yang dijalani.
Selain itu, Kenaikan Yesus juga menandai awal dari era kolaborasi antar umat. Para murid tidak lagi bergantung pada kehadiran fisik Yesus, tapi mulai bekerja bersama untuk membangun komunitas. Hal ini selaras dengan pentingnya semangat kolaborasi di dunia kampus. Mahasiswa tidak hanya dituntut untuk unggul secara individu, tetapi juga mampu membangun jejaring, kolaborasi, dan kontribusi nyata bagi masyarakat.
Di tengah era globalisasi dan tantangan digital saat ini, semangat dari Hari Kenaikan Yesus dapat diterjemahkan sebagai ajakan untuk naik ke versi terbaik diri kita. Menjadi pribadi yang bukan hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga bijak dalam sikap dan peduli terhadap sesama.
Sebagaimana Telkom University Jakarta yang terus mendorong mahasiswanya untuk berkembang secara holistik—baik dalam ranah akademik, inovasi, maupun karakter—perayaan Kenaikan Yesus Kristus ini menjadi momen yang tepat untuk menyelaraskan spiritualitas dengan cita-cita besar. Karena pada akhirnya, pendidikan bukan hanya tentang nilai dan gelar, tetapi tentang bagaimana setiap individu naik kelas dalam kemanusiaan dan kontribusi sosial.
Penulis : Siti Zakiyah | Editor : Husna Rahmi
Baca Juga : Paskah: Kisah Kebangkitan Yesus, Harapan Baru Umat Kristiani