KaRaTe Yu #3 – Bulan Ramadhan, Bulan Berlatih Keikhlasan

Bulan Ramadhan, Bulan Berlatih Keikhlasan

Jakarta, 11 Maret 2025 – KaRaTe Yu bagian ketiga kali ini berjudul “Bulan Ramadhan, Bulan Berlatih Keikhlasan” yang dibawakan oleh Wakil Direktur II Telkom University Jakarta Dr. Daduk Merdika Mansur, S.T., M.M.

Ikhlas merupakan sikap tulus dalam beramal tanpa mengharapkan pujian atau balasan dari manusia. Seperti yang dijelaskan pada Firman Allah dalam Surat Al-Bayyinah pada ayat ke-5 “Mereka tidak diperintah, kecuali untuk menyembah Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya lagi hanif (istikamah), melaksanakan salat, dan menunaikan zakat. Itulah agama yang lurus (benar)”. Dari ayat sebelumnya, ikhlas didefinisikan sebagaimana kita menyembah Allah semata-mata karena-Nya, tanpa disertai niat lain selain mengharap ridha-Nya. Ini berarti ibadah yang kita lakukan harus bersih dari riya’ (pamer) dan tujuan duniawi lainnya. Dalam ayat ini juga menegaskan bahwa agama yang lurus adalah didasarkan pada keikhlasan dalam menjalankan perintah Allah, seperti shalat, puasa dan mengeluarkan zakat.

sodaqoh dengan ikhlas

Jenis-Jenis Ikhlas

  1. Ikhlasul ‘Ubad

Ikhlasul ‘Ubad adalah jenis keikhlasan para hamba dalam beribadah hanya kepada Allah SWT tanpa mencampurkannya dengan riya’, sum’ah (ingin didengar), atau tujuan duniawi lainnya. Keikhlasan ini berarti seorang hamba beribadah dengan penuh kesungguhan dan ketulusan, semata-mata untuk mencari ridha Allah, bukan karena ingin dipuji atau mendapatkan keuntungan duniawi.

  1. Ikhlasul Muhibbin

Ikhlasul Muhibbin merupakan jenis keikhlasan yang lahir dari rasa cinta yang mendalam kepada Allah SWT.

Keikhlasan ini membuat seseorang beribadah bukan sekedar karena kewajiban atau takut siksa, tetapi karena cinta dan kerinduan kepada-Nya.

  1. Ikhlasul Arifin

Ikhlasul ‘Arifin adalah keikhlasan yang muncul dari kesadaran dan pemahaman mendalam tentang kebesaran Allah SWT.

Orang yang mencapai tingkatan ini mereka beribadah bukan karena takut siksa atau mengaharap pahala, tetapi karena mereka memahami bahwa Allah memang layak disembah dengan penuh kesadaran dan ketulusan.

Cara Membangun Keikhlasan

  1. Selalu Transendental

Membangun keikhlasan dengan selalu transendental berarti mengarahkan hati dan pikiran kepada Allah SWT dalam setiap aspek kehidupannya. Transendental dalam konteks ini mengacu pada kesadaran spiritual yang tinggi, di mana seseorang menyadari bahwa segala sesuatu berasal dari dan kembali kepada Allah.

  1. Menghilangkan ambisi untuk superior

Membangun keikhlasan dengan menghilangkan ambisi superior berarti menyingkirkan keinginan untuk merasa lebih unggul dari orang lain dalam beribadah, beramal, atau mencapai sesuatu.

  1. Selalu merasa sebagai hamba Allah

Membangun keikhlasan dengan selalu merasa sebagai hamba Allah dapat dilakukan dengan menyadari bahwa segala yang kita miliki, baik kemampuan, rezeki, maupun pencapaian, adalah anugerah dari-Nya.

  1. Sabar dan Ulet

Membangun keikhlasan dengan sabar dan ulet dapat dilakukan dengan menerima setiap ujian dan tantangan hidup sebagai bagian dari rencana Allah, tanpa mengeluh atau mengharapkan balasan dari-Nya.

Dengan demikian, jika kita berhasil membangun keikhlasan dan mendapatkan ridha Allah maka Allah akan mendatangkan dunia kepada-Nya.

Jadi jangan lupa untuk selalu ikhlas ya TelUtizen, kalau dosen memberikan tugas maka kerjakanlah dengan ikhlas niscaya nilai A akan datang untuk kalian. Semangat terus TelUtizen Jakarta!

Selamat menjalankan ibadah Puasa!

Penulis : Siti Zakiyah | Editor : Husna Rahmi

 

Baca Juga : KaRaTe Yu #2 – Bersyukur Kepada Allah SWT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *