Studium Generale “The Future of Cybersecurity: Artificial Intelligence in Threat Detection”
Jakarta, 28 Juni 2024 – Program Studi S1 Teknologi Informasi Telkom University Jakarta mengadakan Studium General yang bertemakan “The Future of Cybersecurity: Artificial Intelligence in Threat Detection” dan menghadirkan dua narasumber hebat yakni seorang Operator Vice President – PT Telkom Indonesia, Elysabeth Damyanti dan juga seorang Ketua Tim Kerja sama Nasional dan Penilaian GCI, BSSN, Agria Rhamdhan.
Acara dilaksanakan di gedung Jakarta Design Center (JDC) dan dihadiri oleh seluruh mahasiswa Prodi S1 Teknologi Informasi Telkom University Jakarta, terlihat sekali antusiasme dan semangat para mahasiswa yang datang hingga memenuhi ruangan JDC tersebut untuk menyimak materi tentang AI yang akan disampaikan oleh ke dua narasumber.
Materi pertama yang disampaikan oleh Elysabeth merupakan materi yang tentang bagaimana menghadapi tantangan keamanan dan keselamatan dalam era kecerdasan buatan (AI). Elysabeth menyampaikan pengertian AI dan tata kelolanya, risiko-risiko yang dapat ditimbulkan oleh AI, siklus kehidupan AI yang dimulai dari perencanaan->desain->pembangunan->penyerapan, dan bagaimana cara penerapan tata kelola AI yang baik dan benar. Dengan materi yang disampaikan oleh Elysabeth dapat membuat para peserta kuliah umum semakin mengerti bagaimana tata kelola siklus Ai.
Dilanjutkan dengan materi yang disampaikan oleh Agria mengenai Kecerdasan Artifisial dan Keamanan Siber. “Penggunaan AI dapat membantu kita mengumpulkan data yang sangat banyak dalam waktu yang relatif cepat, contohnya saja kita dapat mengumpulkan data yang berpola sama dengan konten-konten negatif yang tersebar di dunia maya, sehingga kita dapat menindak lanjuti situs-situs yang berpola konten negatif tersebut” ujar Agria.
Pada sesi ini Agria menjelaskan lebih ke arah keamanan dan ancaman siber yang dapat ditimbulkan dari penggunaan AI. Selain manfaat dari penggunaan AI, AI juga dapat menyebabkan berbagai macam jenis kejahatan pada dunia digital. Seperti contoh penggunaan AI pada hal yang negatif ialah menggunakan AI untuk melakukan Deepfake guna melakukan face recognition pada sebuah device yang memiliki data-data penting di dalamnya.
Serangan siber semakin murah dan mudah untuk dilakukan seiring kemajuan teknologi, sebaliknya kebutuhan untuk bertahan semakin mahal dan kompleksitasnya semakin tinggi. Oleh karena itu gunakanlah teknologi AI sebijak-bijaknya agar manfaat penggunaan AI dapat dirasakan, tidak hanya untuk diri sendiri tetapi juga untuk orang lain di sekitar kita.